Episode ini merupakan hasil wawancara peserta program penulisan dan penelitian “Menghambur Menyigi Sekapur Sirih” bersama narasumbernya. Program ini menjadi salah satu agenda menuju Makassar Biennale 2021—Maritim: Sekapur Sirih, yang berlangsung di enam kota yaitu Makassar, Bulukumba, Parepare, Pangkep, Labuan Bajo, dan Nabire.
Pada episode art.e.fact podcast kali ini, Lusia Kudiai, seorang perawat di daerah Topo, Nabire, menceritakan riwayat pengobatan herbal keluarga menggunakan daun akadapi boo. Nama ‘akadapi boo’ diambil dari bahasa Suku Mee, Papua: akadapi berarti bertumpuk, boo berarti rumput, yang jika diartikan berarti rumput yang bertumpuk. Obrolan podcast sesi ini merupakan penelitian Manfred Kudiai, salah satu peserta program “Menghambur Menyigi Sekapur Sirih” di Nabire. Dengarkan cerita lengkapnya di #artefactpodcast episode “Akadapi Boo: Daun Bertumpuk Penyembuh Batuk”.
Selengkapnya, pantau episode lain siniar art.e.fact di Anchor FM: https://anchor.fm/artefact7 dan Spotify: https://spoti.fi/3keTRNn
Pengarsipan dalam bentuk audio ini tidak kami batasi hanya pada proyek yang kami kerjakan. Tim kerja ArtefactID juga mengundang Anda semua menyumbangkan berkas (file untuk kami bantu olah dan arsipkan di situs ini).