Pembukaan Gelaran MB Parepare 2021

Setelah secara perdana digelar pada 2019, pada tahun 2019, MB kembali dilaksanakan di Kota Parepare. MB Parepare berlangsung selama empat hari, 16-19 September 2021 di Setangkai Bunga Makka. Parepare menjadi kota kedua perhelatan MB 2021 setelah Makassar.

Sore itu, 16 September 2021, acara pembukaan dimulai dengan penjelasan mengenai MB secara umum terkait tema Maritim dan Sub tema Sekapur Sirih yang membingkai gelaran MB 2021 oleh Soraya Ayu Ananda, selaku pembawa acara. Dilanjutkan dengan sepatah kata dari Tim Kurator yang diwakili oleh Wilda sebagai asisten kurator.  Dia menyampaikan mengenai apa saja yang dilakukan MB hingga saat ini, terutama proyeksi dan optimisme melihat gelaran MB di Parepare.

Suara berikutnya datang dari koordinator tim kerja MB Parepare, Andi Musran (Om Uccang).  Ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu segala proses hingga gelaran MB di Parepare, dia juga menuturkan harapannya selama dua kali menjadi tim kerja, agar seluruh masyarakat di Kota Parepare ‘dekat’ dengan seni. Sedikit berbeda dengan gelaran dua tahun sebelumnya, MB kali ini berlangsung lebih meriah dengan jumlah seniman dan karya yang lebih banyak dari tahun 2019. Pengunjung yang hadir pada pembukaan juga tak kalah banyaknya.  

MB Parepare 2021 kemudian dibuka secara resmi oleh Syahrani Said (Rani) selaku pihak pengelola dari ruang pertukaran gagasan, Setangkai Bunga Makka. Rani mengatakan bahwa, “Energi kolektif harus terus terjaga agar ruang ini (Setangkai Bunga Makka) tetap memiliki roh dan jadi muara ekspresi anak muda di Kota Parepare”. 

Setelah dibuka, giliran para seniman residensi di antaranya; Arief S. Pramono, Muhammad Akram, Ronal Edy, Denni Adipura, Syahrani Said, Albert Rahman–Biahlil Badri (Gubuak Kopi) yang memaparkan secara singkat pengalaman mereka menjalani proses residensi hingga berpameran. Arief, Denni, Akram dan Ronal, beberapa seniman Parepare yang baru pertama kalinya mengikuti residensi, pada awalnya berpikir bahwa proses residensi itu bentuknya hanya mencari informasi sesuai dengan sub tema Sekapur Sirih, lalu membuat karya dan dipamerkan. 

Namun setelah bertemu tim kurator, Pingkan, yang memberi penajaman arti dari residensi itu kepada para seniman, mereka seperti diberi tantangan baru dalam mencari dan terus mencoba hal-hal di luar kebiasaan mereka dan itu berhasil dari yang tadinya ragu-ragu bahkan tidak tahu mau berbuat apa akhirnya bertemu juga dengan hal-hal yang paling dekat dari mereka. Sedangkan dua seniman residensi dari Komunitas Gubuak Kopi (Albert Rahman dan Biahlil Badri) Solok, Sumatera Barat juga mengatakan akan membuat forum bersifat diskusi tertutup yang sedikit performatif di hari terakhir pameran. 

Acara dilanjutkan dengan penampilan Fais Palintan bersama Teman Rumah yang semakin memeriahkan suasana pembukaan dengan menyanyikan lagunya berjudul Hari Cerah. Selanjutnya, Fais menyanyikan tembang Peran yang merupakan lagu baru dari album “Semoga Sesuai Rencana” yang kata Fais secara perdana dinyanyikan di gelaran MB sore itu. Setelah Fais, giliran Arief S. Pramono unjuk kelihaiannya bernyanyi dan memetik gitar, Arief menyanyikan tiga lagu; Serigala Gunung II, Bila Sampai Waktu dan ditutup dengan lagu barunya yang juga belum dirilisdan merupakan lagu berbahasa inggris pertama yang diciptakan Arief. 

Beranjak dari penampilan musik, acara pembukaan MB 2021 ditutup dengan pemutaran video In Memoriam Mimin, yang berisi cuplikan wawancara Muslimin Mursalim (Mimin) saat menjadi seniman MB 2019 di Kota Parepare. Kala itu, Mimin tampil memasak dange’, kuliner khas Luwu yang dijadikan bekal saat bepergian jauh (merantau) oleh orang-orang Luwu, penampilan ma’dange yang dilakukan oleh Mimin merupakan resep memasak dange’ yang turun temurun diwariskan di keluarganya.  

Pembukaan gelaran kedua MB ini berlangsung sangat meriah, ditandai dengan banyaknya pengunjung yang menyesaki ruang pameran di kolong rumah, meskipun pengunjung belum diperbolehkan mendekati objek pameran.  Dengan lokasi gelaran yang terpusat di satu tempat, tim kerja MB Parepare berharap pada gelaran kedua ini, pertukaran pengetahuan lebih efektif terjadi. Orang-orang juga tidak perlu kebingungan mencari lokasi setiap agenda yang berpindah seperti metode acara yang dilaksanakan pada gelaran MB 2019. Lebih jauh, MB Parepare 2021 juga kembali mengaktivasi ruang budaya Setangkai Bunga Makka yang sempat vakum dalam jangka waktu yang lama.

Acara pembukaan pun ditutup dengan pembukaan galeri secara resmi, dan para pengunjung pun mulai memadati  empat karya yang ditampilkan, di antaranya  yaitu “Harmoni Air 0.0” (Arief S. Pramono dan Muhammad Akram), “Tamarind alias Cempa” (Ronal Edy), “Awal Semula Di Kolong Rumah” (Denni Adipura) dan karya kolektif “Mappiara” oleh Syahrani Said dkk.[]

Syahrani Said, tim kerja Makassar Biennale 2021 – Parepare

Bagikan:
Pin Share

Tinggalkan Balasan