,

“Hilir Mudik” di Labuan Bajo

Pesta Kampung, inisiatif tahunan Komunitas Videoge, kembali hadir pada tahun ketiganya yang akan digelar pada 15 – 20 September 2025. Pesta Kampung 2025 hendak menelusuri dan penguatan spektrum wawasan dari kedua tema sebelumnya melalui tajuk “Hilir Mudik” sebagai gerak ulang-alik pengetahuan budaya dalam praktik eksplorasi dan aktivasi kesenian yang beriringan-dengan-meminjam “kacamata” anak muda setempat sebagai warga ‘kota tumbuh’ untuk merespons kenyataan-kenyataan kepariwisataan Labuan Bajo dengan cara-cara yang relevan.

Pesta Kampung menjalankan lima seri pelaksanaan Pesta Kampung 2025, yakni Temu Ruku Tetangga dan Rukun Warga (Jan – Feb 2025); Warga, Kampung dan Kisahnya (Feb – Juli 2025); Dunia dalam Kampung (April – Juli 2025); Bagaimana Mengalami Labuan Bajo? (1 – 22 September); dan Pesta Terakhir “Hilik Mudik” (15 – 20 September) yang juga menjadi seri puncak dari rangkaian sepanjang tahun pelaksanaan.

Pesta Kampung adalah ‘festival proses’ dan tematik yang digerakkan sejak tahun 2023. Program ini menyoroti dan menginisiasi praktik ‘telusur-rekam-salur’ pengetahuan setempat/lokal ke dalam pendekatan-pendekatan inovatif. Festival ini digerakkan sebagai wahana terkini dalam menumbuh-kembangkan kesenian, budaya, maupun kreativitas di kalangan orang muda. 

“Ini metode di segenap lapisan kerja pengamatan dan riset, pendokumentasian, pengkaryaan, dan penyebaran pengetahuan lokal yang kontinu dalam menyemai festival ini. Di sinilah proses-proses dan pengadaan produk kreatif menjadi penting ditempuh dengan pencatatan, dialog, eksplorasi gagasan, kolaborasi, praktik kolektif, dan turut serta pemajuan kondisi ke arah yang relevan membangun kota dengan kesenian,” jelas Aden Firman, kurator Pesta Kampung 2025. 

Pesta Kampung sebagai ‘festival proses’ tak hanya berhenti dan meletakkan kerjanya pada lapis proses-proses keproduksian secara teknis, melainkan menemukenali tataran kerja produksi wacana dan kondisi yang diharapkan dapat terjadi di masa depan dalam pemajuan kebudayaan kota tumbuh di kawasan Flores bagian barat. Karena itu, bagi Videoge, penting untuk menyoroti hilir-mudik kedalaman konteks pengetahuan spasial-sosial-budaya-ekonomi-kolektivitas setempat.

Aden menjelaskan, ini sekaligus upaya internalisasi pengembangan pengorganisiran anggota komunitas Videoge Arts and Society dalam membangun pengetahuan dan keterampilan adaptif dan berkelanjutan dalam mengasuh dan merawat kerja-kerja komunitasnya, keberdayaan dirinya sendiri dan pendampingan masyarakat di sekitarnya.

Komunitas Videoge

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *