“Ini Bukan Festival” Digelar Pertengahan November 2020

Pertengahan November 2020, warga Makassar akan disuguhi aneka pertunjukan seni, mulai pertunjukan tari, teater, musik, pembacaan karya sastra, pameran seni rupa dan kerajinan, gelaran dongeng, pameran foto, launching dan diskusi buku, dan workshop. Pertunjukan ini dikemas dalam acara bertajuk “Ini Bukan Festival” yang berlangsung di Etika Studio, Jalan Tamalate 1 Makassar, mulai 15-21 November 2020. 

“Event ini merupakan kolaborasi lintas seniman, bertujuan membuka ruang silaturahmi, sembari berkreasi dan berekspresi di tengah pandemi,” jelas Rimba, salah seorang inisiator acara, Sabtu, 31 Oktober 2020, usai rapat pemantapan panitia di Etika Studio. 

Seniman teater, Bahar Merdu, yang akan memboyong anak-anak binaannya tampil di acara ini mengatakan, gagasan “Ini Bukan Festival” berawal dari ide yang sederhana. Ia mengatakan, para seniman tidak melihat situasi pandemi Covid-19 sebagai kendala untuk terus berkarya. Bahkan menjadi ujian ketaatan bagi seniman dalam memaknai kondisi sosial masyarakat saat ini. “Masyarakat butuh hiburan setelah lama mereka dirumahkan. Tentu dengan tetap diingatkan agar taat dan disiplin pada protokol kesehatan,” kata Bahar Merdu. 

Irfan Jaury, sebagai penanggung jawab acara menyatakan bahwa perhelatan “Ini Bukan Festival” bisa menjadi cara bagi para seniman mencari format penyelenggaraan event di tengah pandemi. Selain itu, bisa juga dijadikan cara krearif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar peduli dan berkontribusi dalam memutus mata rantai virus Corona. 

Karena itu, sambung Agus Linting, Stage Manager, para pengunjung akan diatur agar tetap sesuai protokol kesehatan. Maksudnya, agar mereka nyaman mengikuti pertunjukan yang ditampilkan sesuai minatnya masing-masing. Panitia membagi area “Ini Bukan Festival” atas tiga zona. 

Zona 1 terdiri dari pertunjukan teater, tari, musik, dan performing art. Zona 2, berupa pemutaran film, dongeng, pameran foto, seni rupa, pembacaan karya sastra dan peluncuran buku. Sedangkan zona 3, diperuntukkan bagi area pameran kerajinan, bursa buku, dan seni rupa. 

“Kami juga menyediakan aneka kuliner dan bunga-bunga, sehingga bagi pecinta tanaman, ajang ini menarik untuk dikunjungi,” papar Dede Leman, person in charge (PIC) area pasar. 

Konsep pasar dan bazar dihadirkan untuk memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM berpartisipasi dalam kegiatan ini. Apalagi ada tren beberapa jenis tanaman, yang mungkin bisa menambah daya tarik acara. Begitupun dengan kuliner, diharapkan bisa menjadi pilihan kudapan bagi pengunjung saat menikmati suguhan pertunjukan. 

Beberapa seniman yang ikut dalam acara menyambut gembira event ini. Goenawan Monoharto, menyatakan akan menampilkan pertunjukan “Two Man Play”, dengan judul Seniman Pengkhianat karya Amal Hamzah. Goenawan Monoharto akan berkolaborasi dengan Soeprapto Budisantoso, mantan birokrat yang sangat menyukai bidang seni. Begitupun Syahril Patakaki Daeng Nassa, yang baru saja menerbitkan buku berjudul Sanja Mangkasara “Attayang Ri Masunggua”, menyatakan kesiapannya hadir mendiskusikan bukunya. 

Antusiasme juga disampaikan oleh Dr Syahriar Tato, Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Sulsel, yang akan tampil dalam diskusi bertema perfilman. Koordinator Pelaksana “Ini Bukan Festival”, Adham Nugraha, menyampaikan bahwa memang ada sejumlah seniman, sanggar, dan komunitas terlibat dalam acara yang diagendakan bakal jadi event tahunan ini. Yakni, dari Rumah Seni Kasumba, Grup Sandiwara Pettapuang, Photonesia, Narasi Art Space, Aco Dance Company, Music Community Bahar Karca, Asosiasi Pemuda Pelestari Sastra Daerah, Bilul Art Love Jakarta, Galery de Lamacca Art, Lembaga Seni Budaya Batara Gowa, Komunitas Puisi (KoPi) Makassar, dan #kakmullbercerita.

Bagikan:
Pin Share

Tinggalkan Balasan