Setelah berlangsung di 4 lokasi di Sulawesi Selatan, Makassar Biennale Maritim:Sekapur Sirih 2021 mengepakkan layar ke wilayah Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Labuan Bajo.
MB – Labuan Bajo 2021 secara resmi dibuka pada 16 Oktober 2021 lalu. Pada gelaran perdana ini, tim MB Labuan Bajo mengusung tema pameran yang bertajuk Paradakea: Ekshibisi Menyala Dalam Gelap. Dimulai pada pukul 20.00 WITA, pembukaan ini berlangsung di Bawakolong Space, Jalan Soekarno Hatta, dekat Tanjung Laiba, Kampung Tengah.
Paradakea yang berarti “menyala” hadir sebagai daya ungkap bagi para seniman dalam mempresentasikan isu-isu di sekelilingnya, baik itu secara kolektif, kolaborasi, atau individu–yang apabila tidak dihadirkan, maka tidak akan pernah terjadi. Sebagaimana gelap di malam hari, kalaupun hanya dengan sedikit terang, tetapi juga memiliki cahaya.
Paradakea menghadirkan beragam karya dari para seniman lintas disiplin dan media, peneliti, serta warga yang telah melakukan residensi di Labuan Bajo dan sekitarnya. Ada sepuluh karya yang dipamerkan, yaitu Parada Kea (Paradakea Project), Dapatkan Rempapake di Toko Kesayangan Anda, Catatan Resep Tetangga, dan Bitta Boe (kolektif Videoge), Manga Tanda dan Kitanu Lembajo (Leppa Digital), Ma’Bagang (Yus Juliadi), serta karya seni pertunjukan Tumbuh (Megs Seto), juga dua karya lainnya yang akan menyusul dihadirkan pada hari berikutnya yaitu Alat Terapi Nikolaus (Nikolaus Niku) dan seni pertunjukan Wini Nean (Elisabeth Yani).
Acara pembukaan ini dihadiri undangan yang berasal dari berbagai kalangan, warga; komunitas setempat; akademisi; pegiat–asosiasi wisata; hingga wisatawan. Sebelum memasuki ruangan acara, tamu undangan terlebih dahulu mengisi daftar hadir. Di meja registrasi yang berada di depan pintu masuk juga tersedia perangkat protokol kesehatan. Sembari menanti acara dimulai, para undangan berkeliling melihat karya-karya yang dipamerkan.
Acara pembukaan ini dihantar oleh penampilan musik dari musisi lokal yaitu Kamus band dengan membawa tiga buah lagu ciptaan mereka sendiri. Setelah itu, dilanjut dengan sepatah kata dari pimpinan produksi MB Labuan Bajo 2021, Aden Firman, sekaligus membuka kegiatan pameran dan seluruh rangkaian acara secara resmi.
Setelah acara dibuka, seluruh undangan dan pengunjung menonton performance art yang dipresentasikan oleh Megs Seto, seniman residensi lokal dari Komunitas Kahe, Maumere.
Setelah itu para pengunjung dihibur dengan penampilan musik dari Kelompok musik We Are Justplay. Setelah acara pembukaan selesai, undangan dipersilakan melihat-lihat beragam karya yang dipamerkan.
Dari beberapa pengunjung yang hadir, mereka mengaku mendapatkan banyak informasi baru tentang Labuan Bajo. Pengunjung juga berharap semoga kegiatan seperti ini dapat berlanjut dan tetap ada di Labuan Bajo.
Beberapa hari sebelum acara pembukaan, juga digelar tiga lokakarya internal yang ditujukan untuk tim kerja MB Labuan Bajo. Di antaranya, Kiat Penelusuran Arsip Digital bersama H. Almaskaty (Leppa Digital), Buatan Tangan:Menghias Daun bersama Fachny Aftari (AF Dekorasi), dan Kreasi Ikan Kuah Asam bersama Citra Khutami Kader (Kolektif Videoge) pada 13-14 Oktober 2021.
MB Labuan Bajo terselenggara atas kerjasama Kolektif Videoge dan Komunitas Kahe (mitra budaya), Bawakolong; Leppa Digital; Dapur Tara; AF Dekorasi; Pesiar-Satu Hari Satu Pulau (kolaborator) dan Artefact.id. (media partner).
—
Enggar Songge, pegiat di kolektif Videoge.
Fotografer: Amir Hamza