artefact

  • “Hilir Mudik” di Labuan Bajo

    Pesta Kampung, inisiatif tahunan Komunitas Videoge, kembali hadir pada tahun ketiganya yang akan digelar pada 15 – 20 September 2025. Pesta Kampung 2025 hendak menelusuri dan penguatan spektrum wawasan dari kedua tema sebelumnya melalui tajuk “Hilir Mudik” sebagai gerak ulang-alik pengetahuan budaya dalam praktik eksplorasi dan aktivasi kesenian yang beriringan-dengan-meminjam “kacamata” anak muda setempat sebagai warga ‘kota tumbuh’ untuk…

    Read more

  • Wisata Masa Lalu Lewat “Tamasya Purbakala”

    Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Gandhi Eka yang telah melahirkan buku komik Tamasya Purbakala (2024) yang menyenangkan untuk melihat peninggalan purbakala gua karst di Maros-Pangkep. Buku yang mungkin akan membuka cara pandang kita soal pelestarian budaya dan arkeologi yang tadinya kita lihat hanya sebagai batu tua bergambar, tapi di balik itu ada sejarah manusia dan teknologi…

    Read more

  • Pertunjukan Tanpa Panggung: Merayakan Rasa dan Asa Melalui Babakan

    Membaca buku Hanya Ada Babak, Tidak Ada Panggung (Makassar Biennale – Tanahindie, 2024) adalah bentuk lain dari upaya mengulurkan tangan pada hal-hal yang pernah saya temui, namun belum benar-benar saya kenali. Buku ini menjadi pintu untuk kembali menyelami Makassar Biennale 2023, perhelatan budaya dua tahun sekali yang pertama kali saya dengar melalui keikutsertaan menjadi peserta Lokakarya Bakka pada Agustus 2024 lalu. Kala…

    Read more

  • Gerbong Pesan-pesan – Sekilas Catatan Pemeristiwaan MB 2023 dari Jarak Jauh

    Saya merasa senang dan bangga berkesempatan untuk ngobrol dengan teman-teman Kolektif Videoge Labuan Bajo terkait sebuah buku. Saya senang karena dapat kesempatan untuk menyelami hasil renungan sejumlah penulis yang tertuang dalam buku yang reflektif berkenaan dengan pengalaman mereka. Juga bisa mengalami letupan-letupan di pikiran yang terkadang mendorong untuk berhenti sejenak. Merenung. Bahkan membaca ulang beberapa…

    Read more

  • PSM dan Musik: Suntikan Semangat dari Lagu-lagu yang Riuh

    Mulai dari mendiang Anci Laricci, Art2Tonic, hingga band hardcore Heads Up! Musik dan sepak bola adalah dua hal tak berhubungan tapi sukar terpisahkan. Masih terngiang jelas saat “Seven Nation Army” milik The White Stripes dipilih sebagai lagu selebrasi untuk seluruh kejuaraan FIFA dan UEFA. Apa yang diingat dari Piala Dunia FIFA 2010 di Afrika Selatan?…

    Read more

  • Tamasya (yang Tidak) Singkat ke Studio Musik: Makassar 1980 – 2000

    Intro; Skena Musik (Ditulis) Sekenanya Skena musik di Kota Makassar pada era 1980-an tak banyak berbeda dengan dengan kota lain di luar Pulau Jawa, punya semangat dan cita-cita besar namun sulit berkembang. Ada beberapa yang saya tengarai sebagai sebab: [1] dikerdilkan oleh sentralisasi;  [2] sebelum perangkat musik digital sebaik sekarang, musisi-musisi daerah kesulitan berkarya sebab…

    Read more

  • Babak-babak yang Bercerita: Panggung MB 2023 dalam Sebuah Buku

    “Hanya Ada Babak Tidak Ada Panggung” judulnya. Kumpulan tulisan yang lahir dari perhelatan Makassar Biennale (MB) 2023, sebuah festival seni rupa dua tahunan yang berusaha menghubungkan persoalan seni dengan realitas sosial dan sejarah lokal. Buku ini menjadi wadah refleksi bagi para penulis, seniman, dan pemagang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Melalui rangkaian tulisan yang tersusun…

    Read more

  • Kelas Tanpa Mesin Jet

    Bepergian dengan jet tidak baik karena jiwa berjalan lebih pelan daripada raga… Isabel Allende SAYA SUDAH lama tidak naik kapal. Perahu atau lebih kecil, iya. Seingat saya, pengalaman terakhir saya tentang itu ketika berdesakan bersama para porter menapaki tangga saat menumpang KM Kambuna dari Jakarta – Makassar untuk pelayaran dua hari pada tanggal 24 Desember pertengahan 1990-an.…

    Read more

  • Pameran Arsip 25 Tahun Tanahindie

    Tanahindie berdiri tahun 1999 di Makassar. Ia merupakan efek dari angin Reformasi 1998, salah satu momentum turbulensi terpenting dalam sendi kehidupan Indonesia. Sebenarnya awal pendiriannya hanya sebatas ‘ruang bermain’ yang menampung kegelisahan sekelompok mahasiswa yang ‘melarikan diri’ dari membosankannya kehidupan kampus semasa dan beberapa waktu selepas runtuhnya Orde Baru pada 1998. Mereka lalu mengupayakan program,…

    Read more

  • Me-Rupa-kan Amatan

    Saya berjumpa dengan personel Pangkep Book Party (PBP) pada pekan akhir Juli lalu, kesepakatan bertemu tersaji usai membangun percakapan melalui pesan WA mengenai ajakan terlibat dalam program yang bakal digelar awal Agustus di Makassar. Semuanya berlangsung cepat saja akibat perubahan jadwal kegiatan yang seharusnya digelar pada September atau Oktober. Setelah terhubung melalui ruang daring Zoom…

    Read more