Nabire

  • Senasib Sepelayaran

    “Kasih naik mereka itu!”  Sorakan serentak penumpang memenuhi ruangan luar Dek 7 kiri KM Labobar lalu menggema ke arah dua petugas Pelabuhan Sorong di anak tangga bawah kapal. Puluhan penumpang lanjutan yang menonton hilir-mudik penumpang baru dari atas kapal itu terganggu dengan pemandangan sepasang kekasih tertahan naik ke atas kapal. “Ini penting! Kasih tahu dong bilang orang tua meninggal di…

    Read more

  • Bakkā Pamerkan Dua Puluh Karya

    Makassar Biennale (MB) menggelar pameran bertajuk “Bakkā”, yang berlangsung 20 – 23 Agustus 2024 di The Wall by Prolog Ecosystem, Jalan Sumba, Makassar. Ekshebisi ini menampilkan  dua puluh rancangan karya dari 20 peserta lokakarya yang digelar sejak 5 Agustus 2024. Seluruh peserta berasal dari tujuh wilayah: Makassar, Nabire, Labuan Bajo, Parepare, Pangkajene dan Kepulauan, Jayapura, dan…

    Read more

  • Press Release Makassar Biennale 2023

    Makassar Biennale (MB) segera digelar dan dibuka pada 9 September 2023. Ajang seni rupa internasional dengan tema abadi Maritim ini akan berlangsung hingga 30 Oktober 2023. Agenda residensi, pameran, lokakarya, wicara seniman, simposium, dan beragam program lainnya akan diisi oleh seniman, praktisi, dan warga di lima kota, yakni Makassar, Pangkep, Parepare, Labuan Bajo, dan Nabire.  Berbeda dengan…

    Read more

  • Riwayat Gunung dan Silsilah Laut: Sebuah Per-ingat-an

    Catatan pemandu diskusi dan peluncuran buku “Riwayat Gunung dan Silsilah Laut” oleh Yermias Degei Prolog Buku ini berjudul “Riwayat Gunung Silsilah Laut: Sejarah Baru Tentang Air, Perkampungan, dan Migrasi di Makassar, Nabire, Labuan Bajo, Parepare, dan Pangkep“. Judul yang menarik.  Pertanyaan yang muncul di pikiran saya ketika membaca judul buku ini adalah, “Kok gunung ada riwayat dan…

    Read more

  • 75 Menit Bicara Fotografi Bersama Whens Tebay, Koordinator Papuansphoto

    Kalau kamu punya akun Facebook, coba ketik kata kunci “PAPUANSPHOTO I Karya Anak Papua” pada kolom pencarian. Dengan segera, kamu akan diarahkan ke sebuah grup publik dengan 67.433 anggota di dalamnya. Grup tersebut adalah tempat berbagi hasil karya anak-anak Papua di bidang fotografi.  Pada bagian paling atas halaman grup, terdapat beberapa postingan sematan, salah satunya tentang…

    Read more

  • Mengukur Jauh Terbang Cendrawasih

    Pria itu duduk menghadap ke arah timur. Dengan sepatu boots hijau dan masker putih yang tetap menempel di dagu, ia menceritakan peristiwa ketika ia melamar istrinya, “Waktu itu, sa cuma bilang ke dia, ‘Eh, ko itu sa pu istri. Terus sudah. Kami menikah”. Orang-orang yang duduk di deretan kursi tepat di hadapannya, berhamburan tawa.  Setengah jam sebelumnya, mereka duduk dengan mimik wajah serius…

    Read more

  • Merias Wajah di Ruang Pameran

    Aula Gedung Dinas Pekerjaan Umum  Nabire malam itu berwarna remang. Lampu-lampu sorot mulai menyala ketika senja turun dari arah belakang gedung itu. Orang-orang sedang bersantai. Memantau gawai, mengunyah sirih dan pinang, juga hanya sekadar menyandarkan punggung ke kursi atau putih tembok gedung. Cahaya kuning dari lampu-lampu itu, menyorot empat karya yang sedang dipamerkan pada gelaran…

    Read more

  • Kota dalam Gerak dan Tari

    Puluhan kali bunyi gesekan tegel dan sepatu melengking nyaring dan tinggal lama di daun telinga. Seorang pria dengan celana jins biru serta baju dan topi hitam, sedang memperagakan tarian modern bergaya Michael Jackson bercampur tarian budaya Papua. Dengan musik hip-hop bertempo cepat, ia seperti sedang memantulkan sesuatu dari kaki menuju pinggul, dada, tangan, lalu berakhir…

    Read more

  • Kembali Berburu dan Meramu, Sedikit Cerita tentang Buku “Ramuan di Segitiga Wallacea”

    Banyak hal datang tepat waktu, buku ini salah satunya. Kehadiran buku ini kontekstual karena dua hal yaitu pertama, karena pandemi dan kedua, mengingatkan kita bahwa riset serupa jangan sampai pudar, apalagi hilang. Di saat awal pandemi menyerang lebih dari setahun lalu, orang-orang panik. Dunia sains kedokteran modern kelimpungan. Pandemi yang dulunya hanya dibaca dalam buku,…

    Read more

  • Berkerumun Mencipta Harapan

    Hampir jam lima sore ketika Roberta Muyapa yang duduk di meja menghadap jalan dari lantai dua Sandiwara Kopi, berusaha menenangkan saya yang barangkali terlihat gelisah, “Kawan, tidak apa-apa kita mulai agak telat eh. Biasa toh, jam karet.” Saya mengiyakan sambil memalingkan wajah dari arah parkiran motor ke arahnya. Sebenarnya saya sudah tahu kalau diskusi buku…

    Read more